Sudan Bersimbah Darah: Sebuah Tragedi Kemanusiaan


Dalam kitab Al Adabul ‘Arabi wa Tarikhuhu (hlm. 185–186), terdapat syair Abul Baqa’ Ar Rundi yang menggambarkan betapa pahitnya realitas kehidupan:

فَجَائِعُ الدَّهْرِ أَنْوَاعٌ مُنَوَّعَةٌ
وَلِلزَّمَانِ مَسَرَاتٌ وَأَحْزَانٌ

حَتَّى الْمَحَارِيبُ تَبْكِي وَهِيَ جَامِدَةٌ
حتَّى الْمَنَابِرُ تَرْثِي وَهِيَ عِيدَانٌ

“Bencana zaman bermacam-macam jenisnya, dan zaman memiliki kesenangan dan kesedihan. Bahkan mihrab-mihrab menangis padahal ia adalah benda mati. Hingga mimbar-mimbar meratap padahal ia terbuat dari kayu.”

Persaudaraan terkuat diikat oleh keimanan. Allah SWT berfirman,

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah bersaudara.”
(QS Al-Hujurat: 10)

Mari kita panjatkan doa tulus untuk saudara-saudara kita di Sudan yang tengah dilanda krisis kemanusiaan. Kiriman doa akan sampai dengan izin-Nya tanpa batas wilayah. Semoga doa-doa kita menjadi pelipur lara bagi mereka.


✍️ Oleh: Dr. Muhtar Arifin, Lc., M.H.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *